Stres tak datang hanya dari pekerjaan, stres juga datang saat Anda mengalami momen bahagia seperti pernikahan. Jika Anda sedang mengalami stres pra nikah, baca tips menghilangkannya di dalam artikel ini.
Pernikahan selalu menjadi momen yang disambut bahagia oleh para mempelai, khususnya kaum wanita. Kenyataan bahwa dirinya 'sudah laku' membuat para wanita tak sabar untuk segera duduk di kursi pelaminan. Namun, dalam prosesnya mempersiapkan pernikahan ternyata lebih sering mengundang stres daripada bahagia. Bahkan banyak pasangan yang justru mengalami tekanan dan pertengkaran hebat semasa persiapan nikah. Agar hal ini tidak sampai menimpa Anda berdua, maka ada beberapa hal yang harus dicermati.
Dari mana rasa stres itu datang?
Sebelum sampai ke solusinya, kita perlu tahu penyebab mengapa menyiapkan momen sakral tersebut bisa begitu menguras emosi. Keinginan agar pesta yang diadakan sempurna merupakan faktor utama. Para mempelai tak hanya ingin tampil menawan di mata para undangan, namun setiap pengantin pasti ingin agar pestanya dikenang orang sebagai perayaan yang memuaskan. Hasrat ingin mempersembahkan yang terbaik inilah yang kemudian membuat pasangan lupa bahwa menikmati setiap langkah persiapan adalah penting.
Agar stres mereda?
Tetap sehat adalah kunci utama. Meski disibukkan dengan pengukuran busana pengantin, foto pre-wedding, pemilihan suvenir, icip-icip katering, hingga segala tetek bengek lainnya, namun Anda dan pasangan harus pandai mengatur waktu jauh-jauh hari sebelumnya. Bagilah waktu dan selesaikan satu per satu.
Menjaga tubuh tetap fit dan sehat akan membuat mood terjaga sehingga tidak mudah emosi saat ada hal yang di luar dugaan terjadi. Sedapat mungkin selama menjalani hari-hari melelahkan yang ada, Anda dan pasangan tetap memiliki waktu untuk berolahraga atau refreshing bersama. Spa untuk pasangan juga cocok untuk perawatan kulit bagi Anda berdua yang akan melebur jadi satu daging dalam pernikahan suci.[break]
Minta bantuan menempati urutan kedua. Meski yang masuk rumah tangga adalah Anda berdua, namun prosesnya mesti melibatkan banyak orang. Ada banyak EO (Even Organizer) yang bisa disewa untuk membantu mengurus semua keperluan nikah.
Jika Anda memutuskan untuk mengadakan gelaran sederhana, maka telepon teman-teman dan keluarga untuk membantu. Mereka pasti senang membantu. Jika tak bisa membantu dengan tenaga sekalipun, pengarahan dan petunjuk dari mereka yang pernah menikah atau menghadiri pesta 'gagal' bisa sangat bermanfaat, agar Anda tak mengulang kesalahan yang sama.
Pada masa sibuk seperti ini, pikiran calon mempelai biasanya sudah terlalu penuh dengan banyak rencana sehingga kepekaan menimbang pun jadi tumpul. Anda butuh masukan dari orang lain, terutama yang sudah berpengalaman agar tidak ada yang missed.
Jurnal...jurnal...Daripada berusaha memasukkan semua hal dalam memori otak yang terbatas, ada baiknya Anda bekerjasama dengan buku. Tuliskan semua yang perlu dilakukan, tandai yang sudah, dan selesaikan yang belum. Jurnal bisa membantu banyak dalam meringankan beban pikiran. Dengan jurnal, Anda bisa mengatur waktu pengukuran busana, momen pemotretan di lain hari, dan perburuan suvenir pada waktu berikutnya. Hal ini mencegah Anda dan pasangan bergerak overload.
Kendurkan tali kendali. Setiap pengantin ingin pestanya sempurna, namun sayangnya, tak ada yang benar-benar bisa sempurna di dunia ini. Menyadari kenyataan berikut ini ada baiknya Anda dan pasangan mengendurkan sedikit tali kendali yang ada. Berusaha yang terbaik harus, namun Anda berdua juga harus bersiap untuk yang terburuk. Dengan mental macam ini, Anda berdua tidak akan termakan oleh stres jika ada yang kurang beres.
Akhir kata, ingatlah tujuan Anda menikah. Anda dan pasangan menggelar pesta bukan untuk menikah, namun karena ada pernikahan, maka lahirlah pesta itu. Yang paling diutamakan adalah pernikahan Anda, rumah tangga yang baru, bukan sejam menjadi pangeran dan Cinderella. Selamat menempuh hidup baru!
(c)sheknows.com