Laman

Jadi Pelaku atau Korban Skandal Seks Itu Pilihan!

Teknologi digital yang serba mudah dan instan, kadang memerangkap. Di satu sisi, ia memberi kemudahan luar biasa. Tapi kalau kita tak pandai-pandai memanfaatkan segala kemudahan yang ditawarkan, sedikit kesalahan saja, maka jadilah kita korban.


Masih ingat kasus-kasus artis dan tokoh masyarakat negeri ini yang terlibat skandal seks, yang apesnya gambar dan atau video adegan hot mereka terekam --atau sengaja direkam -- kamera, dan gambar-gambar itu lantas beredar luas di internet?

Buat para penikmat gosip, ini rejeki. Buat penyuka pornografi, ini berkah dari langit. Tapi buat mereka, para pelaku (korban?), ini boleh jadi berarti kiamat. Bukan hanya menjadi bulan-bulanan media. Lebih naas lagi, hampir bisa dipastikan karier dan keluarga mereka habis berantakan.

Teknologi digital yang serba mudah dan instan, kadang memerangkap. Di satu sisi, ia memberi kemudahan luar biasa. Tapi kalau kita tak pandai-pandai memanfaatkan segala kemudahan yang ditawarkan, sedikit kesalahan saja, maka jadilah kita korban.

Untuk sebagian perempuan, momen intim bersama pasangan adalah saat-saat indah yang layak didokumentasikan, entah berupa gambar diam atau rekaman video. Dewa baru abad ini (baca: teknologi digital) kadang membuat orang lupa, bahwa setiap kita bisa menjadi korban kejahatan ketika foto atau video pribadi kita jatuh ke tangan yang salah.

Katakanlah, suatu malam saat berkencan dengan pasangan -- pacar, calon suami, atau calon pacar-- Anda tergoda untuk menyimpan sesuatu yang Anda pikir romantis, yang akan disimpan sebagai kenangan seumur hidup. Terdengar sederhana dan tidak berbahaya. Bahkan mungkin Anda menganggap ini semacam petualangan yang menggoda dan mendebarkan.

Tapi tahukah, sedikit saja lengah dan kurang hati-hati, Anda dapat menjadi korban kejahatan?

Di tangan para cyber criminal, hanya dengan sekali klik, foto atau video pribadi itu bisa saja tersebar melalui jejaring sosial seperti Facebook, Twitter, dan forum-forum di internet.

Yang terbilang masih panas, barangkali adalah kasus seorang penyanyi asal Bandung, yang rekaman video mesranya dengan beberapa perempuan, beredar luas dan telah diunduh oleh jutaan pengguna internet. Beritanya bahkan sempat menjadi headline di media-media besar sekelas New York Times, dan membuat banyak pihak di negeri ini kalang kabut kebakaran jenggot.

Kurang lebih sebulan yang lalu, Tyler Clementi, seorang mahasiswa Rutgers University di Amerika Serikat, nekat mengakhiri hidupnya dengan terjun dari atas jembatan George Washington. Dia melakukan ini setelah rekaman adegan intimnya dengan seorang pria, beredar di internet karena keisengan dua rekan mahasiswanya yang lain. Di laman Facebook miliknya, Clementi sempat meninggalkan pesan bahwa dia akan melompat dari atas jembatan.

Sedikit nasihat berikut ini mudah-mudahan ada gunanya:

* Jangan gunakan kamera ponsel. Jika satu saat ponsel rusak, foto atau video yang disimpan di situ bisa ‘dipanggil’ lagi, sekali pun seluruh file berbahaya sudah di hapus dari memori ponsel.
* Jangan membiarkan orang lain meng-copy foto dan atau video Anda dengan alasan apa pun.
* Sebisa mungkin, gunakan memory card baru.
* Segera hapus gambar atau video. Lakukan format ulang, atau guntinglah memory card, kemudian buang ke kloset, dan flush.
* Jangan memindahkan foto dan atau video ke folder komputer. Selalu ada celah dan kemungkinan buruk, bahwa satu saat data anda jatuh ke tangan orang yang salah.


Saran terbaik: Simpan saja kenangan indah itu di kepala dan hati. Kecuali, jika memang punya cita-cita terpendam untuk jadi bintang film porno gratisan.
(Venus)
Share